Perubahan musim diawal bulan Maret mengakibatkan lonjakan penderita
demam berdarah di Kendal. Upaya pencegahan nyamuk aides aigepthy dengan
cara foging masih minim, pasalnya dana sudah habis. Akibatnya warga
harus swadaya dan patungan untuk membayar biaya foging yang mencapai
ratusan ribu sekali semprot.
Meski dianggap kurang efektif melakukan penyemprotan atau foging namun
bagi warga upaya ini bisa mengurangi penyebaran nyamuk aides aigepthy.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal mengaku anggaran untuk penyemprotan
sebesar Rp 30 juta sudah habis sejak bulan Februari lalu. Akibatnya
warga terpaksa patungan untuk membayar biaya penyemprotan.
Seperti yang dilakukan warga di Kelurahan Langenharjo RT 05 RW 02
Kecamatan Kendal Selasa (05/03) pagi warga secara swadaya memanggil
petugas foging untuk melakukan penyemprotan di rumah warg. Setiap rumah
dan lokasi yang dijadikan tempat bertelur nyamuk disemprot begitu juga
dengan saluran didepan rumah dan kampung.
“Di sini ada 3 warga yang terkena DB, satu orang dewasa dan 2 anak-anak,
namun yang 2 anak-anak sudah sembuh,” kata Setyabudi tokoh masyarakat
setempat.
Walaupun foging dilakukan secara swadaya, namun untuk obat insektisida
dan peralatan masih dibantu Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal. Warga
hanya menanggung biaya untuk membeli bahan bakar dan jasa petugas
foging. “Karena anggaran untuk foging sudah habis untuk 12 kali foging
sejak Februari lalu, maka masyarakat harus swadaya jika ingin dilakukan
foging, namun dinas kesehatan masih membantu peralatan foging dan
insektisidanya,”kata Haryono petugas Dinas Kesehatan Kendal.
Sampai saat ini foging secara swadaya sudah dilakukan di 4 lokasi, yaitu
di Ngampel,Campurejo Boja, Gemuhblanten, dan Langenharjo Kendal. Untuk
mencegah db, pihak dinas tetap menghimbau agar semua warga melakukan
gerakan pemberantasan sarang nyamuk (psn). “Sebenarnya cara foging
kurang efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa, jadi yang penting
adalah PSN,”katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar