Senin, 22 Juli 2013

Ramadan, momen tepat memaksimalkan diri kendalikan nafsu

Ramadan, momen tepat memaksimalkan diri kendalikan nafsu

Berpuasa sebenarnya mengandung dua arti utama, yang saling bertolak belakang. Seperti yang dijelaskan di Alquran dan juga di hadis, arti utama puasa adalah untuk menahan dan menjauhkan diri. Selain itu berpuasa juga berarti untuk bangkit dan keluar dari batas.

Bulan Ramadan adalah sebuah momen di mana kita mengontrol ketat paksaan dan tekanan fisik dan insting. Selain kemauan fisik, kita juga mengontrol pikiran, perasaan dan kemauan kita. Kita harus bisa mengadaptasikan nafsu dan pola hidup kita dengan keharusan Ramadan.

Kita harus bisa menjaga pahala Ramadan dengan berpuasa. Tubuh kita diharuskan berpuasa dari hal-hal yang diinginkan, dari apa yang biasanya didapatkan, dari apa yang dikehendaki, dari apa yang dimaui, dan dari apa yang sehari-harinya kita konsumsi. Atau kata lainnya mengatur dan mengontrol nafsu.

Selama siang hari, hal-hal yang biasanya halal menjadi haram atau tidak diperbolehkan. Dalam menghadapi hal tersebut, nafsu biasanya akan mengontrol tubuh dan pikiran kita dengan rasa marah, kesal dan berujung pada umpatan, keluh kesah, hingga perlakuan kasar terhadap orang lain.

Nah, Ramadan sebenarnya ingin mengajarkan kebiasaan, kontrol dan pengawasan yang kuat atas hal-hal di atas. Nafsu kita harus juga berpuasa dari rasa marah, kesal, gosip, keluh kesah, dan juga mengumpat. Sebaliknya, kita harus bisa menyuntikan rasa semangat dan ikhlas ketika berpuasa.

Ketika berpuasa kita menolak banyak godaan, kita membiarkan nafsu dan kemauan kita lapar tanpa mengindahkan apa yang kita inginkan. Kita tidak memberikan asupan makanan ketika terasa lapar, kita tidak mengumpat ketika seseorang mengecewakan kita, kita tidak membiarkan diri kita kehilangan kontrol atas nafsu.

Sebaliknya kita membiarkan kemauan kita tetap diam sehingga kita bisa mendengarkan hal-hal lain yang biasanya tidak kita dengar dari dalam tubuh kita. Daripada membatalkan puasa, kita lebih baik menghabiskan waktu puasa dengan beribadah seperti sholat, mengaji, atau tidur.

Jadi, maksud berpuasa untuk menahan diri adalah puasa mengajarkan kita agar bisa mengontrol dan menahan nafsu duniawi akan godaan eksternal seperti rasa lapar, haus dan kesal. Ketika kita bisa menahan hal tersebut dengan tidak mengindahkannya, dan berhasil tidak mengacuhkan nafsu duniawi, itulah yang dimaksud dengan arti puasa untuk memaksimalkan diri, mengetahui bagian dalam dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar